Thursday, July 29, 2010

Mengapa Harus Mencuci Tangan?

Anak anda sering bermain dengan tanah atau batu? Ia senang bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan? Bila jawabannya ya, mungkin anda termasuk orang tua yang sering merasa khawatir dengan “kuman-kuman” yang ada di tempat bermainnya itu. Anda merasa khawatir bahwa kuman-kuman tersebut dapat menyebabkan anak anda sakit.

Anda mungkin sering sekali melarangnya untuk bermain di tempat-tempat semacam itu, tetapi anak anda tetap saja bermain di tempat kesukaannya itu. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit selain dengan larangan seperti diatas yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.


Cara Sederhana Melawan Kuman
Kuman-kuman, seperti bakteri atau virus, dapat disebarkan melalui beberapa cara, yaitu:
-         melalui air atau makanan yang sudah terkontaminasi
-         melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin
-         melalui tangan yang kotor yang sudah terkontaminasi
-         melalui benda-benda lain yang sudah terkontaminasi
-         melalui cairan tubuh seperti darah milik orang lain yang sakit

Jika misalnya tangan anak anda terkena kuman yang berasal dari salah satu sumber seperti yang telah disebutkan di atas, maka ia dapat terinfeksi oleh kuman tersebut hanya dengan menyentuhkan tangannya ke mata, hidung atau mulutnya. Infeksi kuman tersebut merupakan tahap awal timbulnya penyakit.

Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di tangannya tadi dapat dicegah. Banyak penyakit antara lain influenza, diare, atau bahkan hepatitis A, dapat dicegah dengan cara sederhana seperti mencuci tangan.


Cara Mencuci Tangan Yang Benar
Berikut ini adalah cara-cara sederhana mencuci tangan yang benar. Ajari anak anda cara berikut ini dan lakukan hal ini dengan teratur. Akan lebih baik lagi bila anda mau mencuci tangan bersama anak beberapa kali dalam sehari agar anak anda dapat belajar betapa pentingnya mencuci tangan itu.
  1. Cucilah tangan anda dengan air mengalir, kalau bisa dengan air hangat karena air hangat lebih baik dari pada air dingin untuk membunuh kuman.
  2. Gunakan sabun dan kemudian gosok tangan dengan sabun sampai berbusa sampai sekitar 10 atau 15 detik. Pastikan daerah-daerah seperti sela-sela jari dan di bawah kuku  juga ikut dibersihkan. Bersihkan sampai ke pergelangan tangan.
  3. Bilaslah tangan, kemudian keringkan dengan baik menggunakan handuk.

Jika anak anda terlihat segan mencuci tangannya, cobalah cara berikut:
  • Sediakan sabun berwarna-warni atau sabun dengan bentuk-bentuk khusus atau sabun dengan aroma yang disukai oleh anak.
  • Anda dan anak anda dapat bersama-sama menyanyikan lagu kesukaan anak anda selama mencuci tangan.


Untuk mengurangi penyebaran kuman-kuman di rumah biasakanlah anda sekeluarga  mencuci tangan, terutama:
-         sebelum makan dan masak
-         setelah menggunakan kamar mandi
-         setelah bersih-bersih di rumah
-         setelah menyentuh hewan, termasuk hewan peliharaan
-         setelah mengunjungi atau merawat keluarga atau kerabat yang sakit
-         setelah membersihkan hidung, batuk atau bersin
-         saat kembali ke rumah setelah bermain, berkebun, bekerja atau yang lainnya

Jangan sepelekan “keampuhan” kebiasaan mencuci tangan ini. Kebiasaan sederhana ini dapat menghindarkan anda dan keluarga anda dari penyakit.


Peringatan Mencuci Tangan
Dikutip dari buku panduan Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Kedua tanggal 15 Oktober 2009 yang dirilis oleh Depkes, tercatat lima poin utama pentingnya langkah sederhana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), terutama bagi kesehatan anak Indonesia: 

1.  Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. 
2. Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang menyebabkan kematian jutaan anak-anak setiap tahunnya.
  • Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar daripada mereka yang tinggal di daerah kaya.
  • Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan praktek CTPS dapat mencegah 1 juta kematian  anak (dari 4 juta kematian anak  tersebut di atas).
3. Waktu-waktu kritis CTPS yang paling penting adalah setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan/memasak/menyajikan dan makan).
  • Praktik CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar seperempat kasus ISPA.
  • Praktik CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan orang dengan HIV/AIDS.
4.   Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang “cost-effective”.
5.  Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran sosial yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-masing yang menyadarkannya untuk mempraktikkan  perilaku CTPS.


No comments: