Friday, July 30, 2010

Kopi Luwak

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biiji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Kemasyhuran kopi ini diyakini karena mitos pada masa lalu, ketika perkebunan kopi dibuka besar-besaran pada masa pemerintahan Hindia Belanda sampai dekade 1950-an, di mana saat itu masih banyak terdapat
binatang luwak sejenis musang.
 

Salah satu produk kopi luwak


Gambar Kopi luwak asli
Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak. Dan konon, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan para penggemar dan penikmat kopi.

Kopi Luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy



Kopi Luwak Terkenal di Jerman

LONDON, KOMPAS.com - Aroma kopi semerbak di ruangan Cafe Die Rosterei, Monckebergstr, menyambut tamu di acara "Indonesian Coffee Day" yang diadakan KJRI Hamburg dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), di kawasan perbelanjaan utama kota Hamburg.
    
Acara  tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT RI ke-64 dan menyambut Hari Kopi ke-4 "Tag des Kaffees" Jerman  diperingati setiap tahun, demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Rabu (7/10).
    
Alunan musik gamelan menyambut sekitar 80 undangan di antaranya Dean Consular Corps Zarko Plevnik Konsul Jenderal Kroasia,  pejabat Protokol Senat Hamburg Wiebke Haubold, Kamar Dagang, Asosiasi Pengusaha Asia Pasific Gero Winkler, Direktur Asosiasi Kopi Jerman Holger Preibisch serta Importir Kopi dan pengurus DIG serta media masa setempat.
    
Konsul Jenderal RI di Hamburg Teuku Darmawan menyampaikan terima kasih atas kedatangan undangan dalam acara "Indonesian Coffee Day" yang dimaksudkan  untuk mempromosikan kopi Indonesia di Jerman.
    
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan perkembangan  mengenai  korban musibah gempa bumi di Sumatera Barat dan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jerman yang memberikan bantuan sebesar tiga juta dolar AS.
    
Pasar Jerman merupakan pasar yang sangat penting untuk Indonesia. Kopi Indonesia disukai di Jerman, karena mempunyai kekhasan cita rasa tersendiri dibandingkan dengan  kopi-kopi  dari negara lain, ujarnya.
    
Hubungan Indonesia dan Jerman  sangat erat dan kerja sama kedua negara dapat ditingkatkan di segala bidang, antara lain bidang ekonomi, investasi, lingkungan hidup serta perubahan iklim.
    
Sementara itu pengusaha ekspor kopi, Dermawan Nur, menjelaskan  mengenai kopi Indonesia kepada hadirin serta informasi tentang peluang kerjasama khususnya di bidang kopi organik. Banyak perusahaan kecil menengah Indonesia yang memerlukan partner untuk dapat memenuhi standard ekspor agar memiliki sertifikat  sebagai produser kopi organik, ujarnya. Dikatakannya spesifikasi kopi Indonesia dapat  dilihat  dari warna kopi serta aromanya dan cita rasa masing-masing jenis kopi melalui berbagai kopi seduh untuk dicicipi. 
    
Setiap undangan mendapat kesempatan mencicipi kopi Gayo dari Aceh, kopi Papua, kopi Flores, kopi Toraja Sulawesi serta kopi Luwak Sumatera.  Acara "coffee tasting" tersebut mendapat sambutan yang positif. Sebagian besar menyukai kopi luwak, karena rasa dan aromanya berbeda dengan  kopi lainnya.
    
KJRI Hamburg juga menampilkan seni budaya Indonesia berupa tari tarian, seperti tari Belibis dari pulau Bali dan gamelan serta lagu-lagu tradisional Indonesia. Dalam kesempatan tersebut juga diputar film tentang pariwisata  Indonesia, serta dibagikan brosur dan leaflet tentang obyek wisata di Indonesia. Acara tersebut mendapat apresiasi dalam memperkenalkan keunikan kopi Indonesia dan diharapkan impor kopi Indonesia di Jerman akan meningkat  pada masa depan.
    
Impor kopi Jerman rata-rata di atas 1 juta ton per tahun dan merupakan pasar terbesar di seluruh Eropa dan pasar Jerman merupakan pasar yang sangat penting bagi kopi Indonesia. Impor kopi dari Indonesia ke Jerman  tercatat 146 juta euro pada tahun 2008 dan dalam tiga tahun terakhir impor kopi Indonesia menunjukkan posisi ke lima sebagai pemasok kopi untuk pasar Jerman.     

Musang (Paradoxurus hermaphroditus) memanjat pohon.




Petani Kekurangan Stok Kopi Luwak

Petani kopi di Sidikalang, Sumatera Utara kekurangan stok kopi luwak. Hal ini terjadi lantaran permintaan kopi ini dari luar negeri tetap tinggi. Sementara petani sangat tergantung kepada faktor alam dan keberadaan hewan luwak atau musang (Paradoxurus hermaphroditus).

"Kami tidak ingin memenuhi seluruh permintaan luar negeri karena memang berat. Kami lebih ingin mempertaha nkan kualitas kopi luwak asal Sidikalang. Mempertahankan mutu kopi itu tidak mudah karena harus menjaga kepercayaan," kata pendiri Kelompok Tani Sukses Tani , John M Sianturi di Medan, Rabu (8/10).

John mengatakan saat ini petani Sidikalang mampu memproduksi kopi semua jenis (baik arabika maupun robusta) sebanyak 1 juta kilogram per bulan. Produksi kopi ini didominasi oleh kopi ateng atau dikenal dengan kopi sigarar utang. Sementara produk kopi luwak arabika hanya mampu 100 kilogram per bulan.

Kopi luwak, kopi yang telah dimakan oleh hewan musang di sekitar kebun milik warga yang berdekatan dengan hutan. Karena itu, tinggi rendahnya tingkat produksi kopi ini tergantung dari adanya musang yang hidup di dalam hutan. "Kami sengaja tidak ingin mengembangkan peternakan musang karena mempengaruhi rasa dan kualitas. Melestarikan kopi ini berarti ikut melestarikan alam sekitar kebun kopi petani," katanya.

Selama ini, kopi luwak dikenal karena harganya paling mahal dibanding dengan kopi jenis lain yang dihasilkan dari Sidikalang. "Kopi ini untuk pasar ekspor harganya tujuh kali lipat dibanding kopi biasa. Paling tidak harga jual kami Rp 300.000 per kilogram," katanya.

Meskipun harganya tinggi, pasar luar negeri terutama dari Hongkong, Singapura, dan China menjadi pembeli tetap. Bahkan permintaan kopi luwak cenderung meningkat. "Kali ini pasar Eropa dan Amerika mulai berminat mengkonsumsi kopi luwak. Sebagian penikmat kopi ini merasa mendapat keberuntungan dengan mengkonsumsinya," katanya.  

No comments: